Senin, Februari 09, 2009

Sampah oh.. sampah (Edisi Dampak Lingkungan)

Sampah memang saat ini suatu hal sangat perlu diberikan perhatian khusus disamping pembangunan bangunan-bangunan atau jalan-jalan sebagai fasilitas umum buat masyarakat. Sepertinya pembangunan akan menjadi kurang berarti tanpa pengelolaan sampah yang baik, bagaimana tidak... coba banyangkan bagaimana kita akan menikmati pembangunan dengan baik disaat disiplin masyarakat akan pentingnya kepedulian akan kebersihan masih jauh dari yang kita harapkan.

Dampak dari sampah itu sendiri ada dua yakni dampak negatif dan positif. Namun jika kita prosentase dilihat dari kenyataan yang kita temui sehari-hari dampak negatif lebih meRAJAi ketimbang dampak positif. Dampak negatif yang saat ini yang lagi hangat-hangatnya yakni banjir. Kurang disiplinnya masyarakat kita dalam membuang sampah sangat terasa saat musim hujan disamping drainase yang kurang bagus. Aliran drainase yang tidak lancar salah satunya diakibatkan oleh tumpukan sampah yang menyumbatnya. Untuk perbaikan drainase kita memang butuh campur tangan departemen terkait namun pemeliharaan drainase adalah tanggung jawab kita semua dan tidak perlu menunggu kucuran dana APBD buat membersihkan saluran air di sekitar kita atau untuk mengeruk sungai-sungai yang menjadi dangkal karena timbunan sampah.

Memang sangat susah untuk mengubah kultur masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan ditengah karena kebiasaan itu sudah mendarah daging, namun apakah kita akan tetap diam dengan kondisi ini dan mewariskan situasi buruk ini kepada anak cucu. Sebagai contoh kecil saja jika kita berada di tempat-tempat umum orang-orang dengan entengnya membuang bungkus makanan kecilnya sembarangan begitu selesai menikmati enaknya makanan tersebut, padahal ada tong sampah yang keberadaannya sering dijadikan barang pajangan saja.

Disiplin itu bisa dimulai dari lingkungan terkecil yakni rumah tangga butuh kepala Rumah Tangga yang selalu disiplin dan mengajarkannya kepada anggota keluarga, selanjutnya dalam lingkungan Rukun Tetangga (RT). Diperlukan Ketua RT yang disiplin dan mengajarkan kepada warganya dan begitu selanjutnya sampai pada tingkat negara. Dari sinilah kita bisa menyelamatkan lingkungan dari dampak negatif sampah dan mewariskan lingkungan yang bersih kepada anak cucu kita.

Smoga bermanfaat
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar